top of page

Hari Minggu Palma

  • Gambar penulis: Héctor Javier Tornel
    Héctor Javier Tornel
  • 12 Apr
  • 2 menit membaca

Minggu, 13 April 2025

Cyclus C


Bacaan dari Kitab Yesaya (50: 4-7).

Mazmur 22

Bacaan dar Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:8-9).

Bacaan Injil - Lukas (23: 1-49).


Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku


Sepanjang hidup kita, kita pergi ke banyak tempat. Biasanya, kita suka jalan-jalan, kita ingin pergi ke mana-mana untuk mengetahui apa yang ada di luar sana. Akan lebih menyenangkan jika kita pergi ke tempat wisata atau ke luar negeri, apalagi jika bersama teman-teman atau keluarga, selalu mencari tempat untuk dinikmati. Namun, ada beberapa tempat yang harus kita datangi, terlepas dari apakah kita menyukainya atau tidak. Tempat-tempat yang sering kali terasa sulit bagi sebagian dari kita, seperti sekolah, tempat kerja, dan terkadang, ketika segalanya tidak berjalan dengan baik, bahkan rumah kita sendiri.



Hari ini kita mendengar bahwa Yesus telah memasuki Yerusalem, tempat yang menjadi salah satu yang paling sulit dalam hidup-Nya. Ia pergi ke Yerusalem sebagai Raja; banyak orang berseru, “Terpujilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan!”. Yerusalem adalah kota yang paling penting bagi bangsa Yahudi pada zaman Yesus. Di sana bertemu kekuasaan politik Roma dan kekuasaan religius orang Yahudi, karena Yerusalem adalah ibu kota Yudea.


Yerusalem adalah kota yang menyaksikan Yesus berkhotbah, menyaksikan dia menghadapi kekuasaan, dan menyaksikan dia mati di tangan kekuasaan yang sama. Yerusalem adalah kota yang sama di mana dia merayakan Perjamuan Terakhir dengan teman-temannya, di mana salah satu dari mereka mengkhianatinya. Di Yerusalem, Yesus akan menggenapi perkataan nabi Yesaya “Aku memberi punggungku kepada orang-orang  yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi”.


Yesus, di Yerusalem, menunjukkan kemanusiaan-Nya kepada kita. Ia ikut serta dalam kehidupan manusia dengan sukacita, dan penderitaan: “Sebaliknya Ia telah mengosongkan Diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.



Kadang-kadang kita hidup dalam sukacita atau dalam penderitaan. Hari Minggu Palma merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Yesus. Kita bisa mendekat kepada-Nya karena Ia telah membagikan kemanusiaan-Nya dengan kita. Kita harus mengidentifikasi apakah saat ini kita tinggal di tempat seperti Yerusalem. Biasanya, hidup kita adalah seperti Yerusalem, tempat di mana kita menghidupi kemanusiaan kita, tempat di mana terkadang kita berada di salib bersama Yesus, karena mungkin ada begitu banyak masalah dan kita tidak menemukan solusi.


Ada banyak hal yang tidak kita mengerti. Mungkin kita sedang berada di tengah situasi yang buruk atau menyedihkan. Terkadang kita bertanya kepada diri sendiri: Mengapa saya tidak menemukan jalan yang benar? Mengapa ada orang yang tidak punya masalah, tetapi saya justru memiliki begitu banyak?


Janganlah kita lupa bahwa Yesus yang disalibkan adalah Dia yang bangkit, dan kita pun dipanggil untuk bangkit bersama-Nya. Mari kita menemani Yesus ke Yerusalem selama pekan ini, sambil merenungkan bagaimana aku menjalani kehidupan Yerusalemku sendiri, agar aku dapat membawa segala sesuatu yang menghalangi atau melukaiku ke salib bersama-Nya dan berseru, “Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dengan harapan bahwa aku juga dapat bangkit bersama-Nya.



 
 
 

1 Comment


Rahasiamu
Apr 13

Teks ini menyampaikan refleksi yang cukup mendalam dan emosional tentang ketidakpastian hidup dan perasaan ketidakadilan yang sering muncul saat menghadapi kesulitan. Gaya bahasanya sederhana namun menyentuh, sehingga mudah dipahami dan bisa menggugah empati pembaca.

Like
bottom of page