top of page

Hari Minggu Biasa III

  • Gambar penulis: Héctor Javier Tornel
    Héctor Javier Tornel
  • 26 Jan
  • 2 menit membaca

Minggu 26, Januari 2025

siklus C


Roh Tuhan ada pada-Ku


Kebebasan merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak atau memutuskan berdasarkan kehendak sendiri. Namun, kita juga bisa mengidentifikasi kebebasan sebagai sebuah perasaan. Biasanya, kita bisa melihat beberapa orang yang bertindak dengan cukup bebas, mungkin karena mereka tidak mengikuti aturan, atau hanya tidak menaati aturan. Bagaimana dengan kehidupan Katolik? Apakah kita adalah budak dari aturan? Apakah orang Katolik bisa merasakan kebebasan atau kita selalu menjadi budak?



Bacaan Pertama dari  Kitab Nehemia yang membagikan kita  bagaimana 5 abad yang lalu, Adapun Ezra meresmikan latihan membaca dalam agama Yahudi, maka demikianlah Taurat dilahirkan, dengan kata lain: Hukum. Teksnya berkata “Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan Kitab Taurat itu”. Dalam ini, Identitasnya berasal dari hukum.  


Dalam Injil hari ini, tampaknya Yesus melanjutkan dengan tradisi Taurat. Namun, menurut Lukas yang menceritakan berita, Yesus meresmikan Injilnya yang tidak terdiri dalam hukum. Ini  berarti, dalam Injil tandanya  tidak adalah Tauratnya, sekarang Yesus adalah yang terpilihnya dan tidak hanya seorang Kitab, Dia berkata: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin.” teks ini, diambil oleh Lukas dari Nabi Yesaya menempatkan Yesus sebagai nabi terakhir.  “Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta; untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa tahu rahmat Tuhan telah datang”.


Lukas menempatkan teks ini di awal Injil, yang sangat penting karena mengungkapkan apa yang Yesus akan lakukan sepanjang hidupnya, dan pengalaman orang Kristen yang berada di antara mereka bersama Yesus. Tanpa ragu, pengalaman ini adalah kebebasan karena Yesus memproklamasikan diri sebagai pembebas.



Oleh karena itu, orang Kristen tidak mengikuti sebuah hukum, melainkan kita adalah orang yang mengalami kebebasan dan mau membagikan kebebasan ini yang hanya datang dari Yesus. Kadang-kadang sulit untuk mengerti karena mungkin ada  banyak hal-hal yang kita tidak suka lakukan, baik di tempat kerja, di rumah, di kongregasi, atau dalam agama. Namun, Yesus mengundang kita untuk pikir tentang seberapa bebas kita. Hanya melalui Yesus kita bisa merasakan kebebasan, baik dalam pelayanan, pekerjaan atau panggilan.


Logika dari Yesus merupakan logika yang sepenuhnya baru. Rasul Paulus sudah mengerti hal ini dan dia  membagikan dengan Jemaat di Korintus. Tuhan mengundang kita untuk bekerja bersama, karena kita semua “telah dibaptis dalam satu Roh, menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu roh”. Kebebasan adalah hadiah dari Roh kudus yang mendorong setiap dari kita untuk bekerja dengan saudara saudari kita, dan bersama kita adalah satu tubuh yang setiap bagian memiliki sebuah misi yang membuat tubuh berfungsi.


Adalah satu frasa yang indah sekali dalam bacaan ini tentang komunitas, jika kita melihat komunitas seperti tubuh dan setiap dari kita seperti anggota, lalu kita mengerti perkataan Paulus “Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; Jika satu anggota dihormati, semua anggota bersukacita”. Menjadi seperti keluarga, komunitas, kongregasi, Gereja, Agama tidak mudah. Kebebasan kita diuji, seberapa bebas saya melayani tubuh yang saya menjadi anggotanya?


Saudara-saudari, kita adalah tubuh Kristus dan  kita semua dipanggil untuk melayani dengan semua keterampilan kita. Mintalah kepada Tuhan untuk memberi kita cinta  besar, sehingga kita selalu melayani dengan bebas dan bermartabat.







 
 
 

Comments


bottom of page