Hari Minggu Biasa VIII
- Héctor Javier Tornel
- 2 Mar
- 3 menit membaca
Minggu, 2 Maret 2025.
Syklus C
Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (27:4-7). “Jangan memuji seseorang sebelum ia berbicara”.
Mazmur 92. "Sungguh baik menyayikan syukur depadaMu, ya Tuhan".
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:52-58). “Allah telah memberikan kemenangan kepada kita dengan perantaraan Yesus Kristus”.
Bacaan Injil – Lukas (6:39-45). “Ucapan mulut adalah luapan hati”.
Yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya
Kata kerja “berkata” dalam bahasa Indonesia menyatakan tindakannya langsung dalam mengungkapkan kata-kata. “Berkata” merupakan kata kerja yang merujuk pada ungkapan verbal mengenai benda, ide, atau perasaan. Melalui kata kerja ini, kita bisa membuat orang merasa baik atau tidak, juga dengan kata-kata kita, kita dapat memberikan pidato yang hebat serta menginspirasi banyak orang. Ada pula orang yang menggunakan kata-katanya untuk mendapatkan manfaat bagi diri mereka sendiri.
kata-kata kita selalu kuat bergantung bagaimana memakai, ada yang mendapatkan pekerjaan yang penting dengan gaji sangat baik karena mereka bisa berkata baik; ada yang bisa memperoleh banyak benda berkat itu juga; ada yang bisa menciptakan karya seni yang indah melalui kata-kata (ide-ide). Jangan lupa bahwa Tuhan menciptakan dunia melalui Kata-katanya, Dia berfirman “Ia [firman] pada mulanya bersama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan melalui Dia [firman] dan tanpa Dia [firman] tidak ada suatu pun yang telah dijadikan ".

Tetapi juga, Bacaan pertama hari Minggu ini mengingatkan kita bahwa “keburukan manusia tinggal dalam bicaranya”. Ini berarti bahwa melalui kata-kata kita, kita menunjukkan apa yang ada di dalam hati dan kesadaran kita, “Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya”.
Kita dapat memperhatikan betapa banyak pidato kebencian yang menyebar di masyarakat, termasuk pidato dari beberapa pemerintah, agama, atau kelompok sosial. Kadang-kadang, ujaran-ujaran ini bisa merusak nilai-nilai, tradisi, atau aturan yang seharusnya benar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan kata-kata yang tersebar dari kelompok mana pun dalam masyarakat.

Oleh karena itu, penting untuk bertanya pada diri kita sendiri: Apa yang saya membawa di dalam hati? Pidato seperti apa yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat? Kita harus memikirkan kata-kata yang kita memakai ketika kita berbicara dengan orang lain. Sesekali kita tidak sadar tentang kata-kata kita, namun kita bisa melukai lainnya, begitu juga kita dapat menyembuhkan atau membantu mereka dengan kata-kata kita.
Jika kita mau mengikuti pidato dari Yesus, pidato Kerajaan Allah, kita seharusnya melakukan refleksi yang mendalam untuk menemukan diri kita sendiri dan menganalisis hubungan dengan Tuhan. Kerajaan Allah mendorong kita membantu orang lain, untuk promosi nilai-nilai dari Tuhan, tetapi kita harus terpersiapkan untuk melayani, karena “Dapatkah orang buta menuntun orang buta?”. Mungkin di antara kita ada yang merasa sudah terpersiapkan, lebih buruk jika ada yang memikir bahwa sudah menjadi orang baik yang suka menunjuk ketika lainnya salah. “Mengapa engkau melihat serpihan kayu di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?”. Akan tetapi, di antara kita ada orang-orang yang dengan sungguh-sungguh mengikuti Yesus, mereka selalu mencoba terbaik.

Minggu ini, Tuhan terus mengundang kita untuk mendekat kepada saudara-saudari, tetapi kita harus menjaga kata-kata kita, yang pada dasarnya merupakan cerminan dari pikiran dan perasaan kita. Carilah Tuhan, Dia ingin mendekat dengan kita, karena Dia membagikan firman-Nya kepada kita, agar semua kata-kata kita bisa mencipta dan membantu, bukan untuk merugikan orang lain. Dengan demikian, Rasul Paulus berkata kepada kita: “[...] giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia”.
Mari kita meminta Tuhan untuk tinggal di dalam hati kita dan menjaga setiap kata yang keluar dari hati kita serta mengizinkan-Nya masuk ke dalam hati kita, karena dengan hati kita bisa memberikan hidup atau mati. “Orang yang baik mengeluarkan apa yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik”.

Tulisan ini sesuai dengan pepatah yang mengatakan, "Orang bodoh akan terlihat pintar karena piawai dalam menggunakan bahasanya, tetapi orang pintar akan terlihat bodoh karena kurang piawai menggunakan bahasanya." Terima kasih sudah menginsipirasi melalui karya ini💫